Senin, 23 April 2012

Sulitnya Menaati Peraturan Kampus

Sebagian besar dari kita tentu pernah menginjakkan kaki di bank. Begitu akan masuk ke pintu bank, kita sudah disapa oleh satpam mereka, ditanya keperluan kita datang ke sana, diminta mengambil nomor antrian hingga diarahkan langkah selanjutnya yang harus kita lakukan. Hal-hal tersebut merupakan upaya dari bank untuk membuat nasabahnya merasa nyaman, yang keseluruhannya dirangkum ke dalam sebuah Standard Operating Procedure (SOP) pelayanan bank. Standard Operating Procedure merupakan pedoman yang berisi prosedur maupun aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam suatu kegiatan tertentu agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lebih efektif.   

Saat ini kampus kita Institut Pertanian Bogor (IPB) telah memberlakukan Standard Operating Procedure (SOP) bagi para mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan. SOP yang diwujudkan dalam bentuk buku saku tata tertib kehidupan kampus yang dibuat IPB ini bertujuan untuk menjalankan fungsi dan kegiatan kehidupan kampus agar menjadi lebih baik dan teratur. Beberapa hal yang tercantum dalam SOP tersebut antara lain tidak diperkenankan merokok di tempat umum, tidak boleh berambut gondrong, rambut tidak boleh dicat/diwarnai, tidak boleh memakai pakaian tidak berkerah, ketat atau transparan, hingga masalah titip absen ketika perkuliahan berlangsung. Banyaknya aturan yang tercantum dalam buku saku tata tertib kehidupan kampus, munculnya SOP ini mendapatkan tanggapan yang beragam dari para mahasiswa.

“Kalau aku kebanyakan deh kayaknya, buat ngelanggarnya yah sering. Kuliah pakai kaos, kuliah pakai sendal jepit. Gerah soalnya”, ujar salah satu mahasiswa.

SOP ini sudah disosialisasikan saat Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB). Namun, tidak banyak mahasiswa IPB yang masih saja melanggar peraturan tersebut. “Sering banget lihat anak melanggar seperti gak pakai baju berkerah, gak pakai sepatu, dan titip absen, tapi saya diem saja karena sudah menjadi rahasia umum”, ungkap  Rivo Riski Maulana (Ilkom 47)

Tidak sedikit pula mahasiswa yang menaati SOP di IPB. Pihak IPB sendiri harus lebih tegas dalam menangani pelanggaran mahasiswa tersebut. “Sejauh ini gak pernah melanggar peraturan kampus, gue pernah melihat pelanggaran yang dilakukan teman-teman, meskipun begitu gue diem aja karena biarlah dari pihak IPB sendiri yang memberikan sanksi”, ujar Ranita Swandani Keliat (KPM 48).

Apabila kita ditegur atau tidak ditegur, diberi sanksi atau tidak diberi sanksi, SOP harus diikuti oleh setiap manusia yang terdapat di dalam sebuah lingkungan, agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lebih baik, tertib, teratur, efektif dan optimal. Seperti halnya ilustrasi di awal tulisan ini, bayangkan saja kalau satpam di bank tersebut bersikap cuek terhadap nasabah, atau kita dilayani oleh teller yang tidak ramah, tentu besok-besok kita akan malas sekali untuk datang ke sana, bahkan akan mencari bank lain yang bisa memberikan pelayanan dengan lebih baik. Begitu juga kira-kira dengan kampus kita tercinta ini. Bayangkan saja jika mahasiswanya sebagian besar berambut gondrong atau mahasiswinya sebagian besar berambut merah dan pirang. tentu hal ini akan membuat orang luar segan untuk datang atau kuliah di IPB. 

  -Marita FA-


Share: