Selasa, 24 Januari 2017

Cerita Manajemen Sumberdaya Lahan IPB

Tentang MSL:
Manajemen Sumberdaya Lahan (MSL) atau biasa dikenal dengan sebutan Ilmu Tanah adalah salah satu program study di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). MSL juga merupakan program study tertua di IPB dengan akreditasi A. Dosen-dosen MSL sangatlah berkompeten, berprestasi, dan memiliki pengalaman lapang yang sudah tidak diragukan lagi. MSL memiliki fasilitas laboratorium yang cukup lengkap dan memiliki lahan yang biasa digunakan untuk praktikum.

Apa saja yang dipelajari?
MSL mencakup semua bidang yaitu kimia, biologi, fisika. Berikut adalah mata kuliah yang akan dipelajari di MSL :
·         Pengantar Kimia Tanah
·         Pengantar Fisika Tanah
·         Dasar-dasar Ilmu Tanah
·         Analisis Tanah
·         Agrogeologi
·         Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra
·         Kimia Tanah
·         Fisika Tanah
·         Biologi Tanah
·         Geomorfologi dan Analisis Lanskap
·         Pengantar Agraria dan Kadaster
·         Morfologi dan Klasifikasi Tanah
·         Kesuburan Tanah
·         Pengelolaan Air
·         Bioteknologi Tanah
·         Survei dan Evaluasi Sumberdaya Lahan
·         Manajemen dan Teknologi Pupuk
·         Konservasi Tanah
·         Sistem Informasi Geografis dan Kartografi
·         Perencanaan Pengembangan Wilayah
·         Pengelolaan Tanah
·         Geografi Tanah Indonesia
·         Perencanaan Tata Ruang dan Penatagunaan Lahan

Bagian-bagian MSL
MSL terbagi menjadi 6 bagian yang dikhususkan ketika kita mulai mengerjakan tugas akhir kuliah atau skripsi. Adapun bagian-bagiannya adalah:
·         Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan
·         Kimia dan Kesuburan Tanah
·         Bioteknologi Tanah
·         Konservasi Tanah dan Air
·         Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial
·         Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

Peluang Kerja
Lulusan MSL dapat bekerja di Bidang Pertanian, Badan Pertanahan, Perkebunan, Surveyor Tanah, Peneliti, Departemen Lingkungan Hidup, Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Pertambangan, Perusahaan Swasta, dosen/staf pengajar, dll.

Pengalaman menjadi mahasiswa MSL
Sebelumnya saya adalah mahasiswa MSL angkatan 2011 dan lulus di bulan Mei 2016, jadi hampir sekitar 4,5 tahun saya menimba ilmu di sini. Saya diterima masuk MSL melalui SNMPTN Undangan (melihat nilai rapor SMA). Banyak sekali pertanyaan tentang ini ke saya. Saya memiliki rata-rata nilai rapor sekitar 80an dari seluruh semester. Kalau yang saya tau untuk bisa lolos harus memiliki nilai rata-rata yang cukup baik dan setiap semesternya harus meningkat ataupun sama. Asalkan tidak menurun terlalu banyak. Jadi buat kamu yang memiliki nilai rapor cukup baik dan selalu meningkat di setiap semesternya silahkan mencoba untuk jalur ini. Ini berlaku untuk semua program study yang ada di IPB.

Menurut saya belajar di MSL adalah susah-susah gampang karena di sini mempelajari banyak bidang mulai dari kimia, fisika, biologi, bahkan geografi. Jadi saya sarankan buat kamu yang ingin memilih MSL harus punya bekal yang cukup di bidang itu, hehee. Karena kalau kamu misalnya lemah di bidang itu takutnya akan keteteran ketika perkuliahan kecuali kamu adalah orang yang mau belajar dan tidak mudah menyerah.

MSL memiliki 2 macam praktikum yaitu praktikum lapang dan praktikum laboratorium. Untuk praktikum lapang, kamu akan dibawa ke tempat di mana kamu bisa melihat jenis-jenis tanah. Kamu bisa melihat itu semua di daerah gunung dan hutan. Jadi sembari praktikum kamu bisa jalan-jalan dan berpetualangan di sini. Selain itu kamu juga bisa merasakan bagaimana rasanya menanam jagung dan kacang di lahan dari tahap awal nanam sampai panen.  Oia di akhir-akhir semester akan ada field trip di mana kita akan jalan-jalan di luar Bogor selama beberapa hari. Waktu itu angkatan saya field trip di Lampung. Kebayang dong serunya satu angkatan jalan-jalan ke Lampung bersama dosen-dosen tentunya. Untuk praktikum laboratorium kamu akan mengenal alat-alat canggih di sini dan kamu akan bermain zat-zat kimia. Karena MSL lebih banyak praktikum, tentunya kamu akan sering-sering membuat laporan hasil praktikum. Jadi siap-siap untuk begadang membuat laporan karena bukan mahasiswa namanya kalau belum merasakan begadang membuat laporan praktikum.

Mungkin itu saja pengalaman yang dapat saya berikan. Semangat buat kamu yang ingin memilih MSL. Semoga bisa diterima dan sukses sampai lulus. Kalau masih ada pertanyaan silahkan tanya saja ke kontak yang ada di bio.





Share:

Dilema Sarjana Pertanian

Tidak sepenuhnya salah seorang Sarjana Pertanian  bekerja di luar bidang pertanian. Saat ini mungkin kita melihat bahwa sabagian lulusan Sarjana Pertanian bekerja sebagai pegawai bank, jurnalistik, asuransi, marketing, dan lain-lain. Memang lebih baik jika seorang lulusan Sarjana Pertanian bekerja sesuai dengan bidangnya. Tetapi ada beberapa alasan mengapa seorang Sarjana Pertanian bekerja di luar bidang kompetensinya. Kebetulan saya adalah seorang lulusan Sarjana Pertanian. Sebagai orang yang berpengalaman menjadi fresh graduate yang sedang mencari pekerjaan tidaklah mudah bagi saya, apalagi saya juga ingin bekerja di bidang pertanian sesuai gelar yang saya dapatkan selama kurang lebih 4,5 tahun. Kendalanya adalah saat ini sangat sedikit sekali perusahaan pertanian yang membuka lowongan kerja ataupun lowongan kerja yang membuka untuk lulusan Sarjana Pertanian. Mau tidak mau (kami) Sarjana Pertanian mencari lowongan kerja yang mencantumkan kualifikasi “any major” atau semua jurusan. Salah satunya adalah Bank yang paling banyak membuka lowongan kerja untuk semua jurusan. Apakah salah? Tidak. Karena lulusan Sarjana Pertanian juga sangat dibutuhkan di Bank. Salah satunya adalah untuk menjangkau dan membantu para petani dalam hal peminjaman modal usaha.
Adapun perusahaan-perusahaan pertanian yang membuka lowongannya juga sangat terbatas sekali. Jika ada dan paling banyak membuka lowongan kerja adalah perusahaan-perusahaan pertanian yang terletak di luar Jawa. Kebanyakan perusahaan-perusahaan tersebut juga mencari karyawan pria karena pada dasarnya pekerjaan yang ditawarkan adalah tenaga lapang.
Mungkin itulah dilema yang dialami oleh sebagian seorang lulusan Sarjana Pertanian yang belum bisa bekerja sesuai dengan bidangnya. Sedih juga kalo ada yang meremehkan masalah ini. Karena bagi saya yang terpenting di dunia kerja adalah bagaiman kita bisa bertanggung jawab dan cepat dalam mengambil keputusan. Apapun pekerjaannya yang penting kita bisa memberikan manfaat dan dapat mengembangkan potensi yang kita punya serta halal.
Oh iya, tulisan ini berkaitan dengan seorang pelamar kerja lulusan Sarjana Pertanian yang mencari kerja melalui usahanya sendiri. Beda cerita kalo melalui “jalur instan”.
Sekian.
-Marita FA-


Share: