Salah satu dosen Institut pertanian Bogor, Dr. Ir. Dede Hermawan,
memanfaatkan tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L) sebagai bahan pengganti
kayu dan bahan baku pulp atau bubur kertas. Kenaf merupakan tanaman yang
memiliki serat tinggi antara 6-10 ton per hektarnya. Menurutnya, serat yang
dihasilkan kenaf bisa digunakan sebagai interior perumahan
dan pembuatan doortrim mobil.
Tanaman kenaf memiliki
banyak keunggulan dibandingkan tanaman lainnya. “Kenaf memiliki pertumbuhan yang lebih cepat daripada pohon lainnya. Selain itu
kenaf juga bisa ditanam dimana saja dan hasilnya melimpah dibandingkan pohon
pinus. Hampir tidak ada kekurangan
pada tanaman kenaf ini.” paparnya.
Menurut salah satu dosen
dari Departemen
Teknologi Hasil Hutan (THH) Fakultas
Kehutanan, dalam jangka waktu empat bulan kenaf sudah dapat dipanen
dan diolah seratnya, tidak seperti pohon kayu lainnya seperti pohon pinus dan pohon jati yang
butuh waktu minimal sepuluh tahun untuk tumbuh dan panen.
Beliau menjelaskan bahwa
bagian serat luar kenaf dimanfaatkan sebagai bahan industri, sedangkan bagian
tengahnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan papan partikel
dengan kualitas yang baik. Batang kenaf merupakan penghasil bahan baku pulp atau bubur kertas yang memiliki kualitas tinggi.
Di Negara Jepang
sendiri sudah menggunakan serat kenaf untuk melapisi bagian dalam mobil dan
kursi. PT. Toyota Boshoku Indonesia sudah menjadikan serat kenaf sebagai bahan
baku dalam pembuatan doortrim mobil.
Harapan dari beliau
sendiri untuk serat kenaf adalah agar pemerintah harus bisa berkolaborasi
dengan peneliti dan masyarakat untuk dapat mencari sumber bahan baku kayu dan
tidak mengandalkan pohon yang semakin lama sudah habis. Padahal sebenarnya ada
sumber bahan baku yang sangat menguntungkan, ramah lingkungan, dan waktu yang
cepat dalam mengolahnya yaitu kenaf sendiri.
-Marita FA-