Kali ini Saya
mau cerita tentang kenapa Saya bisa ada di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Waktu itu
guru BK Saya mengumumkan siapa-siapa saja yang bisa mengikuti SNMPTN jalur undangan. SNMPTN jalur
undangan hanya bisa diikuti oleh siswa-siswa yang memperoleh peringkat 20 besar
di kelasnya. Kebetulan Saya dapat peringkat tiga di kelas (heheeee sombong
dikit ;)). Saya bingung harus milih perguruan tinggi mana dan masuk jurusan
apa. Akhirnya Saya konsultasi ke kakak Saya yang dulunya lulusan dari Institut
Pertanian Bogor (IPB). Tanpa pikir panjang kakak Saya menyuruh untuk memilih
IPB. Saya sebenarnya gak
mau masuk sana karena jauh dari orang tua (maklum anak manja), tapi orang tua
juga menyetujui untuk masuk IPB. Yaaahh apa boleh buat Saya menuruti keinginan
mereka. Akhirnya Saya browsing internet tentang jurusan-jurusan apa saja yang
ada di IPB. Setelah mengetahui jurusan-jurusannya, akhirnya terpilihlah tiga
jurusan yang mau Saya daftar. Pertama Saya memilih jurusan Agribisnis Fakultas
Ekonomi Manajemen karena Saya suka berbisnis dan menghasilkan banyak uang,
kedua Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian karena Saya ingin
menciptakan tanaman yang beda dari lainnya, dan ketiga Saya memilih Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia karena Saya
senang ngomong , Saya mempunyai cita-cita ingin menjadi announcer, dan duulu Saya
juga pernah menjadi salah satu finalis penyiar radio di salah satu radio di
Jember, tetapi itu semua ditolak mentah-mentah sama kakak n orang tua. Saya gak
boleh milih jurusan tersebut. Mama Saya bilang “Buat apa jauh-jauh kuliah di
IPB tapi gak ngambil jurusan pertanian”. Kakak Saya bilang “Kalau mau kuliah di
IPB, lebih baik ngambil jurusan yang pertaniannya kuat”. Serba salah deehh Saya.
Milih ini salah, milih itu salah, sebenarnya yang mau kuliah siapa sihh??.
Akhirnya Saya memilih jurusan yang berada di Fakultas Pertanian semua yaitu
Agronomi dan Hortikultura, Manajemen Sumberdaya Lahan, dan Proteksi Tanaman. Tidak Cuma IPB
yang Saya pilih, tapi Saya juga memilih Universitas Jember sebagai pilihan
kedua.Entah kenapa Saya lebih optimis untuk diterima di Universitas Jember. Saya
udah berpikiran kalau Saya gak
bakal diterima di IPB karena nilai rapor Saya ada nilai enamnya pada waktu
semester 1 kelas satu.
Pengumuman
penerimaan mahasiswa baru jalur undangan sudah bisa diketahui lewat internet. Saya
deg-degan banget. Saya berharap diterima di Universitas Jember karena gak mau
jauh dari orang tua. Saya memilih IPB karena keinginan kakak dan orang tua.
Pukul 19.00 Saya dan kakak pergi ke warung internet. Jujur Saya gak sanggup
melihat hasilnya. Saya menyuruh kakak untuk memaksukkan pin. Beberapa detik
kemudian, Saya melihat kalimat “Selamat Marita Fitri Az Zahra diterima di
Institut Pertanian Bogor departemen Manajemen Suberdaya Lahan”. Betapa kagetnya
Saya dan kakak melihat kalimat di layar monitor komputer itu. Saya bingung
harus senang atau sedih, yang pasti Saya
senang udah diterima lewat jalur undangan dan itu tandanya Saya gak usah
capek-capek lagi untuk belajar buat mengikuti SNMPN tulis. Sedihnya Saya harus
jauh dari orang tua, temen-temen, dan sahabat-sahabat Saya. Saya gak bisa
bayangin kalau merantau jauh dari Jember dan tinggal sendirian di Bogor. Saya
juga gak tahu apa itu Manajemen Sumberdaya Lahan dan apa yang harus Saya
pelajari disana. Mau gak mau Saya harus menerimanya.
Saya
akhirnya pulang dengan muka datar. Saya udah disambut orang tua di ruang tamu.
Orang tuaku benar-benar penasaran anaknya bakal kuiah dimana. Mamaku langsung
bertanya “Keterima dimana nduk??” Saya jawab dengan singkat “IPB Manajemen
Suberdaya Lahan.” Mamaku langsung histeris. “Yaa ampun nduk, gak nyangka kamu
diterima di IPB. Alhamdulillah.” Saya langsung masuk kamar dan mengunci pintu
kamar. Saya menangis. Saya takut harus jauh dari orang tua. Siapa lagi yang
bakal jagain orang tua kalau bukan Saya. Kakak-kakak Saya semua bekerja di luar
kota, tapi ini semua memang kemaauan orang tua. Mereka menginginkan Saya bisa
kuliah di perguruan favorit seperti IPB. Saya menenangkan diri. Saya harus
bisa. Saya harus berani, Saya gak mau ngecewain mereka. Saya harus jadi orang
sukses.
Tibalah Saya
di IPB. Awal-awal sihh Saya masih sedih, rindu rumah, rindu orang tua ttapi Saya
harus betah disana karena selama empat tahun Saya bakal menuntut ilmu disana. Saya
akhirnya bisa beradaptasi dengan baik. Bertemu dengan teman-teman dari berbagai
daerah. Mempunyai kakak OMDA yang kocak dan lama-lama Saya merasa nyaman
tinggal disana, tapi ada satu hal yang masih mengganjal di hati tentang jurusan
yang Saya pilih yaitu Manajemen Sumberdaya Lahan (MSL). Sumpah Saya gak tau tuh
jurusan apa, yang Saya tahu itu jurusan mempelajari tentang ilmu tanah.
Untungsaja kakak-kakak tingkat dari MSL mengadakan gathering buat anak angkatan
48. Di acara tersebut kami dijelaskan apa itu MSL, kegiatan-kegiatan MSL, mata
kuliah di MSL,dan semua tentang MSL yang membuat Saya semakin senang memilih
jurusan MSL. Saya masih ingat ucapan dari kakak tingkat yang mengatakan “Saya
juga awalnya sama seperti kalian, Saya gak tahu apa itu MSL, ada rasa menyesal
karena Saya memilih MSL, tapi Saya yakin dengan MSL Saya bakal jadi orang
sukses, karena bukan Saya yang memilih MSL, tapi MSL yng memilih Saya.”
Kata-kata itu menyentuh banget dan bikin Saya semangat untuk belajar di
Departemen MSL. Jangan menyerah apa yang telah kita pilih, siapa tahu pilihan
kita adalah pilihan yang tepat dan terbaik untuk kita.